$...WeLcOmE To MY BLog PlEaSe TaKe A CoMeNt...$

Kamis, 29 Januari 2009

Pemimpin Dunia Ingatkan Dampak Resesi Global


DAVOS - Para pemimpin dunia dan ratusan chief executive officer (CEO) perusahaan mengingatkan perihal dampak resesi ekonomi global dalam pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) di Davos, Swiss, Rabu (28/1/2009) waktu setempat.

Berita buruk perekonomian global beberapa bulan terakhir mengubah ajang WEF tahun ini menjadi tersuram sepanjang empat dekade pelaksanaan forum tersebut. Salah satu yang membuat prihatin adalah hasil survei tahunan Pricewaterhouse Coopers (PwC) yang menyatakan bahwa pemulihan ekonomi global baru akan terjadi tiga tahun lagi."Tiga tahun menunjukkan berita baik, tetapi juga tidak terlalu baik," ujar Head Consultant PwC Tony Poulter, seperti dikutip Reuters. Dia menambahkan, pesan yang bisa diperoleh dari survei terbaru itu adalah pemulihan ekonomi global membutuhkan waktu panjang. Dalam survei tersebut, PwC menjadikan 1.100 CEO sebagai responden.

Survei menunjukkan, bahwa hanya 21 persen pemimpin bisnis yang meyakini akan terjadi pertumbuhan pendapatan dalam 12 bulan ke depan. Tingkat kepercayaan para CEO ini anjlok dibandingkan tahun sebelumnya yang menyatakan 50 persen dari perusahaan mereka akan tumbuh. Responden pada survei tersebut berharap perekonomian tidak akan berjalan lebih lambat.

Mereka juga berharap proses pemulihan krisis akan terjadi secara bertahap dalam waktu tiga tahun ke depan. Sementara itu, sejumlah delegasi pada pertemuan yang akan berlangsung selama empat hari itu melihat sudah saatnya para pemimpin dunia dan bisnis bersatu padu untuk membantu pemulihan ekonomi.

"Saya rasa pengalaman dari beberapa penelitian menunjukkan akan memakan waktu beberapa tahun," ujar Lars Thunnel, Kepala International Finance Corporation (IFC),anak usaha Bank Dunia. Seperti tahun-tahun sebelumnya, forum itu menghadirkan para pemimpin negara dan pemimpin perusahaan besar.

Kepala pemerintahan yang dijadwalkan hadir pada ajang itu antara lain Perdana Menteri (PM) China Wen Jiabao dan PM Rusia Valdimir Putin. PM Jepang Taro Aso, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan PM Inggris Gordon Brown juga dijadwalkan memberikan ceramah.

Beberapa negara akan menjadikan ajang tersebut sebagai forum berbagi strategi untuk menghindari dampak krisis global. Misalnya saja PM Turki Recep Tayyip Erdogan yang akan bertemu dengan perwakilan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk melobi kemungkinan memperoleh pinjaman. Perhatian lain dalam forum itu diperkirakan bakal tertuju pada pembicaraan para menteri keuangan, gubernur bank sentral, dan pemimpin bisnis tentang krisis keuangan.Namun, ajang ini dipastikan tidak akan dihadiri perwakilan pemerintah Amerika Serikat (AS).

Meski begitu,WEF tetap memantau berita soal perjuangan Presiden AS Barack Obama untuk mendapatkan persetujuan parlemen atas program stimulus perbaikan ekonomi sebesar USD825 miliar. Parlemen diharapkan menyetujui paket tersebut untuk menghidupkan kembali perekonomian AS . Menteri Keuangan Afrika Selatan Trevor Manuel menyatakan, beberapa negara kaya akan melewati krisis dengan utang sangat besar. Delegasi WEF juga melihat bahwa krisis akan lebih berat dari yang sudah diprediksi.

Ancaman PHK

Di bagian lain, Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization/ ILO) menyatakan, saat ini terdapat sekitar 51 juta pekerja di dunia yang terancam kehilangan pekerjaan akibat krisis finansial global. Angka itu membengkak dibandingkan prediksi Oktober tahun lalu. Saat itu ILO memprediksi jumlah PHK 2009 akan mencapai 20 juta.

"Jika resesi 2009 lebih dalam dibandingkan perkiraan semula, krisis ketenagakerjaan global akan benar-benar sangat buruk," demikian pernyataan ILO. Caterpillar Inc, Sprint, Philips, Texas Instrumental, dan bank Belanda ING merupakan perusahaan yang mem-PHK ribuan pekerjanya akibat krisis global. Sementara itu, IMF kemarin di Washington, AS, menyatakan, perekonomian dunia yang sedang dilanda krisis keuangan tahun ini diperkirakan hanya akan tumbuh 0,5 persen.

"Perekonomian dunia saat ini sedang berhadapan dengan resesi mendalam," demikian pernyataan IMF. Sebelumnya,pada November tahun lalu IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2009 masih mencapai 2,2 persen. Menurut IMF, perekonomian dunia saat ini terkontraksi 2 persen, anjlok dari prediksi dua bulan sebelumnya yang hanya negatif 0,3 persen.

"Meskipun jangkauan dari kebijakan terus dilakukan, krisis keuangan masih akan menghantui dan menurunkan ekonomi secara nyata," demikian pernyataan mereka.

IMF memperkirakan perekonomian di AS yang menjadi pusat krisis global tahun ini akan terkontraksi 1,6 persen, lebih buruk dibandingkan perkiraan semula 0,9 persen. Demikian juga dengan Jepang, negara dengan perekonomian kedua terbesar di dunia,tahun ini diperkirakan bakal terkontraksi 2,6 persen.

0 komentar:

Posting Komentar